Jumat, 28 Desember 2012

Pendidikan dan Pengajaran

SEJAUH ini, isu pendidikan yang dipandang sudah mencakup makna pengajaran atau kegiatan mendidik diyakini sudah mencakup kegiatan mengajar masih diperdebatkan atau masih patut dipertanyakan. Sesungguhnya manusialah yang menjadi sasaran utama pendidikan, sedangkan ilmu pengetahuan menjadi sasaran utama pengajaran. Manusia dididik untuk menjadi baik, sekaligus diajar untuk menjadi pandai. Seorang guru adalah pendidik dan pengajar. Guru mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik agar menjadi pandai. Guru juga mendidik peserta didik agar hidup baik menurut kebenaran ilmu yang diajarkan. Dengan kata lain, guru mendidik peserta didiknya untuk menjadi manusia yang baik karena berguna dengan mengajarkan kebenaran ilmu pengetahuan. Selain menjadi baik dan pandai atau menjadi manusia yang bermoral dan cerdas secara rasional, peserta didik juga diajarkan pengertian tentang berbagai jenis skill atau keterampilan dan dididik melalui berbagai latihan agar terampil di dalam menjalani hidup dan mengisi jalan hidupnya di tengah masyarakat dengan keteladanan yang baik (moral) dan benar (rasional). Manusia yang baik, benar, dan terampil diharapkan dapat menghadirkan dirinya secara fungsional untuk semakin menjadi manusia yang memiliki kepribadian sehingga dapat menjadi sumber rahmat bagi sesamanya dan bagi lingkungan hidupnya, termasuk lingkungan budaya dan lingkungan alam yang menopang hidupnya. Acuan dari pendidikan dan pengajaran demikian mengunghkapkan secara jelas tentang betapa pentingnya kualitas pendidikan dan pengajaran sebuah bangsa. Dapat dinyatakan bahwa kekuatan penumbuh kualitas kebudayaan dan peradaban sebuah bangsa atau kualitas sebuah bangsa adalah kualitas pendidikan dan pengajaran. Kualitas sebuah bangsa tercermin pada kepribadian bangsa yang bermuatan nilai-nilai luhur budayanya secara maksimal dan optimal. Nilai-nilai inilah yang difungsikan sebagai kekuatan yang dapat meningkatkan kualitas manusia atau para warga sebuah bangsa yang menerima pengajaran dan pendidikan. Nilai-nilai yang dimaksud adalah semua nilai yang menyebabkan seorang manusia menjadi semakin manusia karena bukan saja pandai dan terampil, melainkan juga baik berdasarkan ketangguhan akhlak dan budi pekertinya. Harus diakui bahwa bangsa kita sedang dalam keadaan terpuruk, terutama dalam bidang kepribadian yang ditentukan oleh moral living style atau gaya hidup moral yang kian jauh dari nilai-nilai luhur bangsa. Gaya hidup yang secara sangat signifikan semakin materialistis, dengan anak kembarnya konsumtivisme dan hedonisme, sedang melanda negeri yang mengalami multikrisis yang belum juga teratasi secara tuntas dan radikal atau teratasi hingga keakar-akar penyebab keterpurukan. Gaya hidup materialistis makin diteguhkan oleh dominasi fundamentalisme pasar yang ditunggangi kekuatan-kekuatan pemilik kapital yang neoliberalistis dalam wujud global corporate conglomarations. Dapat diduga bahwa fundamentalisme pasar ini pulalah yang menjadi salah satu faktor yang turut menggiring arah dan kualitas serta muatan pendidikan dan pengajaran kita. Benarkan dugaan bahwa pendidikan dan pengajaran nasional saat ini cenderung diperuntukkan bagi pemenuhan tuntutan pasar yang sedang dikuasai penuh oleh kaum neoliberalis. Ada baiknya hal ini diwaspadai dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional negeri ini dengan kembali diakarkan pada nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar